Semalam ada seorang teman yang bercerita. Sebut saja dia Y. Dia mengeluhkan keadaannya di kantor. Baru saja dipindahkan dari seksi yang sangat ia sukai, ia kini harus beradaptasi di seksi baru. Lingkungan yang toxic membuatnya semakin tidak betah, dan dalam benaknya, satu-satunya jalan keluar adalah kembali ke kampung halaman.
Mendengar ceritanya, saya teringat akan sebuah pelajaran penting dalam hidup: tidak ada yang instan. Saya mengirimkan pesan singkat, berusaha menenangkan hatinya yang gundah.
"Y, saya cuma mau bilang, jika 'ditariknya' kamu dari seksi lama ke seksi baru, itu adalah sebuah berkah," tulis saya.
Saya percaya, nothing is a coincidence—tidak ada yang kebetulan. Setiap kejadian pasti memiliki alasan. Mungkin ini adalah kesempatan untukmu sedikit lebih rileks karena tidak sesibuk di seksi lama, dan justru bisa memanfaatkan waktu luang untuk mengembangkan potensi diri. Mungkin ini adalah skenario Tuhan untuk memberimu jeda, agar kamu bisa melihat jalan lain.
Memang, segala sesuatu butuh proses dan waktu. Tidak ada yang instan, karena kita bukan (anak) sultan. Jadi, daripada terus mengeluh, mari kita coba mencari "skenario" lain untuk bisa "keluar" dari situasi yang tidak kamu suka, atau bahkan dari kota tempatmu saat ini.
Skenario untuk Keluar
Saya mengajaknya berpikir lebih jauh. Ada beberapa cara yang bisa ia coba, yang tidak hanya mengandalkan keberuntungan, tetapi juga usaha dan tekad kuat:
Kembangkan Potensi Diri Semaksimal Mungkin. Kamu memiliki banyak potensi, Y. Menulis, misalnya. Mengembangkan kemampuan ini bisa menjadi pintu gerbang menuju hal-hal lain yang lebih besar. Jangan sia-siakan waktu luang yang kamu miliki sekarang. Jadikan dirimu lebih berharga, sehingga kamu bisa memiliki lebih banyak pilihan di masa depan.
Cari Beasiswa LPDP untuk ASN. Di kantor tempatku, ada seorang perencana yang berhasil mendapatkan beasiswa ini. Ia bahkan bisa cuti belajar selama dua tahun. Siapa tahu, ini juga bisa menjadi jalanmu.
Teruslah Mencari dan Berdoa. Masih banyak skenario lain yang bisa kita gali. Teruslah berpikir, berusaha, dan yang terpenting, jangan pernah berhenti berikhtiar.
Saya menutup pesan saya dengan keyakinan, bahwa pada akhirnya, Tuhan yang akan menunjukkan jalan.
"...sampai nanti saatnya Gusti Allah bilang, '...si Y ini tempatnya tidak di sini, ada tempat lain yang lebih baik dari di sini...'"
Kita hanya perlu sabar, terus berjuang, dan percaya bahwa setiap langkah yang kita ambil, meski terasa berat, akan membawa kita menuju takdir yang lebih baik.
Tidak ada komentar: