Selama hampir delapan tahun, hidup saya dikuasai oleh GERD dan silent reflux (LPR). Setiap hari saya bergulat dengan nyeri dada, sulit menelan, suara serak, tenggorokan terasa penuh dahak, dan kebiasaan berdehem tanpa henti.
Masalahnya tidak berhenti di situ. Rambut saya rontok, kuku menjadi rapuh, energi saya habis, dan kecemasan muncul tanpa ampun. Rasanya seperti tubuh saya perlahan-lahan rusak, dan tidak ada yang benar-benar tahu alasannya.
Saya sudah melakukan semuanya: endoskopi berkali-kali, tes barium swallow, dan konsultasi dengan berbagai dokter spesialis. Diagnosisnya selalu sama: asam lambung berlebih. Solusinya juga sama: obat penekan asam.
Tapi saya tidak membaik. Justru semakin buruk.
Titik Balik: Bagaimana Jika Masalahnya Bukan Asam Terlalu Banyak?
Setelah bertahun-tahun frustrasi, saya mulai mencari jawaban sendiri. Dari sanalah saya menemukan sesuatu yang mengubah cara pandang saya sepenuhnya:
bagaimana jika masalah saya justru kekurangan asam lambung?
Secara medis, kondisi ini dikenal sebagai hipoklorhidria—ketika lambung tidak memproduksi cukup asam klorida (HCl). Padahal, asam lambung dibutuhkan untuk:
Mencerna protein dengan optimal
Mengaktifkan enzim pencernaan
Menyerap mineral penting seperti zat besi dan seng
Menjaga katup lambung–kerongkongan (LES) tetap kuat
Ketika asam terlalu rendah, makanan tidak tercerna sempurna. Lambung menjadi penuh lebih lama, tekanan meningkat, dan asam—meskipun tidak banyak—tetap bisa naik ke kerongkongan, memicu gejala GERD dan LPR.
Ironisnya, gejalanya mirip dengan asam lambung tinggi. Inilah alasan mengapa kondisi ini sering salah diagnosis.
Gejala yang Akhirnya Masuk Akal
Saat saya membaca daftar gejala hipoklorhidria, semuanya seperti menyusun potongan puzzle:
Cepat kenyang, kembung, mual
Heartburn yang tak kunjung hilang
Kuku rapuh dan rambut rontok
Lemas, cepat lelah, sulit fokus
Semua itu saya alami selama bertahun-tahun. Dan baru saat itu saya menyadari:
bukan tubuh saya yang bermasalah—pendekatan pengobatannya yang keliru.
Tes Sederhana yang Membuka Mata
Ada satu tes rumahan sederhana yang sering dibahas secara populer, dikenal sebagai tes sendawa (burp test).
Caranya:
Pagi hari saat perut kosong
Campurkan ¼ sendok teh baking soda dengan 120–150 ml air
Minum dan perhatikan reaksinya
Jika Anda cepat bersendawa, asam lambung kemungkinan cukup. Jika tidak ada sendawa atau sangat lama, itu bisa menjadi indikasi awal asam lambung rendah.
Tes ini bukan alat diagnosis, tetapi bagi saya, ini adalah titik awal yang sangat penting sebelum mencoba pendekatan apa pun.
Pendekatan yang Akhirnya Membantu
Saat saya yakin masalahnya adalah asam lambung rendah, fokus saya berubah: bukan menekan asam, tetapi menyeimbangkannya.
Saya berhenti menggunakan cuka apel dan beralih ke Betaine HCl dengan pepsin, suplemen yang secara klinis digunakan untuk membantu meningkatkan keasaman lambung.
Secara umum:
Dikonsumsi 1 kapsul setiap kali makan
Bisa diminum sebelum atau saat makan
Dievaluasi setelah ±2 minggu
Bagi saya, ini menjadi titik balik. Pencernaan membaik, gejala perlahan mereda, dan tubuh saya mulai “bekerja” kembali seperti seharusnya.
GERD Bukan Hanya Soal Lambung
Namun, saya juga belajar satu hal penting: GERD tidak pernah berdiri sendiri.
Beberapa faktor yang sangat berperan:
Stres kronis (hubungan otak–usus sangat kuat)
Konsumsi alkohol berlebihan
Porsi makan terlalu besar
Makan terlalu cepat dan tidak mengunyah dengan baik
Makan terlalu dekat dengan waktu tidur
Sensitivitas makanan (misalnya produk susu atau gluten)
Saya butuh waktu puluhan tahun untuk menyadari bahwa cara saya makan—terburu-buru, sambil stres, dan sering larut malam—perlahan menghancurkan sistem pencernaan saya sendiri.
Kesimpulan Klinis (Dalam Bahasa yang Manusiawi)
Tidak semua GERD disebabkan oleh asam lambung berlebih. Pada sebagian orang, asam lambung yang terlalu rendah justru menjadi akar masalah.
Pendekatan yang lebih menyeluruh—memahami penyebab, menyeimbangkan asam lambung, dan memperbaiki gaya hidup—dapat memberikan perbaikan yang jauh lebih bermakna dibanding sekadar menekan gejala.
⚠️ Disclaimer Medis
Artikel ini bersifat edukasi dan pengalaman pribadi, bukan pengganti konsultasi medis.
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
Jangan menggunakan Betaine HCl jika Anda memiliki tukak lambung
Jangan menggunakannya bersamaan dengan obat PPI atau penekan asam lainnya
Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda—diskusikan dengan dokter sebelum mengubah pengobatan atau menambahkan suplemen
Jika Anda sudah mencoba berbagai cara tetapi belum menemukan kelegaan, jangan kehilangan harapan. Terkadang, jawabannya bukan mencoba lebih keras, tetapi mencoba pendekatan yang berbeda.
****
Diambil dari video ini
Tidak ada komentar: